Sabtu, 15 Agustus 2020

KEJENUUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR - Resume Psikologi Pendidikan

 

KEJENUUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR

Resume ini diajukan untuk memenuhi nilai Psikologi Pendidikan.

logo unp

 

 

Disusun oleh:
Zhafira Fanmita (19035125)

 

 

 

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ 1

1.      Kejenuhan dalam Belajar................................................................... 1

A.    Pengerian Kejenuhan dalam Belajar............................................ 2

B.     Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Terjadinya Kejenuhan dalam Belajar      2

2.      Transfer dalam Belajar....................................................................... 3

A.    Pengertian Transfer dalam Belajar.............................................. 3

B.     Ragam Transfer dalam Belajar.................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 5


MOTIVASI DALAM BELAJAR

1.      Kejenuhan dalam Belajar

A.    Pengertian Kejenuhan dalam Belajar

Slameto mengatakan bahwa keberhasilan mereka yang memiliki tingkat intelegensi tinggi akan lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat intelegensi rendah. Jika siswa mengalami tingkat intelegensi yang rendah pada satu atau beberapa mata pelajaran, maka akan muncul kesulitan dalam belajar (Learning Disability).

Ketika kesulitan belajar itu muncul, maka akan muncul yang Namanya kejenuhan dalam belajar. Kejenuhan dapat diartikan sebagai padat atau penuh atau tidak dapat lagi memuat apapun. Jenuh dapat diartikan sebagai bosan. Kejenuhan dalam belajar adalah rentang waktu tertentu yang digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi tidak membuahkan hasil.

Siswa yang mengalami kejenuhan dalam belajar akan merasa seolah-olah ilmu pengetahuan yang diperolehnya selama proses pembelajaran tidak mengalami kemajuan. Terjadinya kejenuhan dalam belajar akan sangat mengurangi motivasi belajarnya dan hilangnya kosolidasi keterampilan tertentu sebelum ia beranjak pada tangkat keterampilan selanjutnya (Stefanus M. Marbun, 2018: 60-62).

B.     Faktor Penyebab dan Cara Mengatasi Terjadinya Kejenuhan dalam Belajar

Kejenuhan dalam belajar umumnya disebabkan oleh proses pembelajaran yang menoton (tidak bervariasi) dan dalam jangka waktu yang Panjang. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejenuhan dalam belajar menurut Thursan Hakim (2017: 63-68) adalah:

1)      Cara atau metode belajar yang tidak bervariasi

Banyak sekali siswa yang tidak menyadari bahwa cara belajar mereka tidak bervariasi sejak SD bahkan hingga kuliah. Metode menghafal kalimat atau rumus-rumus di dalam buku banyak sekali dilakukan oleh siswa sehingga terjadi kejenuhan dalam belajar. Selain itu, siswa terkhususnya di Indonesia ini banyak sekali yang belajar hanya saat akan menghadapi sebuah test. Metode belajar yang tidak berubah ini merupakan salah satu faktor yang menybebkan munculnya kejenuhan dalam belajar.

2)      Belajar hanya di tempat tertentu

Belajar di tempat tertentu dalam waktu yang lama akan membuaat jenuh siswa dalam belajar, sehingga tak heran jika mater pelajaran yang telah dijelaskan dan dipelajari akan hilang saat melakukan tes di tempat dengab suasana, susunan kursi yang berbeda.

3)      Suasana belajar yang tidak berubah

Setiap orang membutuhkan suasana yang berbeda-beda dalam belajar. Suasana belajar yang tidak berubah sejak lama bisa menjadi faktor kejenuhan belajar siswa. Oleh sebab itu, ruangan belajar dapat menunjang keberhasilan belajar seseorang.

4)      Kurang rekreasi atau hiburan

Kegiatan belajar melibatkan aktivitas fisik dan mental sehingga perlu bagi kita untuk melakukan refreshing untuk tidak jenuh dalam belajar.

5)      Adanya ketegangan mental yang kuat dan berlarut-larut saat belajar

Adanya ketegangan mental yang kuat menyebabkan kelelahan mental berlebihan sehingga timbul kejenuhan dalam belajar.

Adapun cara untuk mengatasi kejenuhan dalam belajar adalah:

1)      Melakukankan cara atau metode belajar yang bervariasi.

2)      Belajar tidak di tempat yang sama dalam waktu yang panjang.

3)      Membangun suasana belajar yang berubah.

4)      Melakukan refreshing setelah belajar seharian.

5)      Rileks dalam belajar untuk menghindari ketegangan mental yang kuat.

2.      Transfer dalam Belajar

A.    Pengertian Transfer dalam Belajar

Makna penyampaian (transfer) dalam belajar tidaklah sama dengan transfer dalam konteks ekonomi. Transfer dalam konteks pembelajaran adalah pemindahan atau pengalihan hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah. Dengan begitu, hakikat mengajar adalah proses transfer pengetahuan dan pengalaman dari pendidik kepada peserta didik (Rusman, 2017: 88)

B.     Ragam Transfer dalam Belajar

Robert M. Gagne mengatakan bahwa terdapat 4 macam transfer dalam belajar, yaitu:

1)      Transfer Positif

Transfer positif berarti transfer yang dilakukan berakibat baik untuk kegiatan belajar selanjutnya.

2)      Transfer Negatif

Transfer negatif berarti transfer yang dilakukan berakibat buruk untuk kegiatan belajar selanjutnya. Suatu transfer dikatakan negatif jika dalam penggunaan hasil belajar untuk menghadapi situasi baru mengalami hambatan, kesulitan, kerusakan dan sebagainya.

3)      Transfer Vertikal

Transfer vertikal adalah transfer yang berakibat baik terhadap kegiatan belajar dalam mempelajari pengetahuan/keterampilan yang lebih tinggi atau rumit.

4)      Transfer Lateral

Transfer lateral adalah transfer yang berakibat baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan atau keterampilan yang sederajat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Thursan. 2017. Belajar secara Efekif. Jakarta: Puspa Swara.

Marbun, Stefanus M. 2018. Psikologi Pendidikan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar