KEJENUUHAN DAN TRANSFER DALAM BELAJAR
Resume ini diajukan untuk memenuhi nilai Psikologi Pendidikan.
Disusun
oleh:
Zhafira Fanmita (19035125)
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2019
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI................................................................................................ 1
1. Kejenuhan
dalam Belajar................................................................... 1
A. Pengerian
Kejenuhan dalam Belajar............................................ 2
B. Faktor
Penyebab dan Cara Mengatasi Terjadinya Kejenuhan dalam Belajar 2
2. Transfer
dalam Belajar....................................................................... 3
A. Pengertian
Transfer dalam Belajar.............................................. 3
B. Ragam
Transfer dalam Belajar.................................................... 4
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................. 5
MOTIVASI
DALAM BELAJAR
1. Kejenuhan
dalam Belajar
A.
Pengertian Kejenuhan
dalam Belajar
Slameto mengatakan bahwa keberhasilan
mereka yang memiliki tingkat intelegensi tinggi akan lebih tinggi dibandingkan
dengan mereka yang memiliki tingkat intelegensi rendah. Jika siswa mengalami
tingkat intelegensi yang rendah pada satu atau beberapa mata pelajaran, maka
akan muncul kesulitan dalam belajar (Learning Disability).
Ketika kesulitan belajar itu muncul, maka
akan muncul yang Namanya kejenuhan dalam belajar. Kejenuhan dapat diartikan
sebagai padat atau penuh atau tidak dapat lagi memuat apapun. Jenuh dapat
diartikan sebagai bosan. Kejenuhan dalam belajar adalah rentang waktu
tertentu yang digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi tidak membuahkan
hasil.
Siswa yang mengalami kejenuhan dalam
belajar akan merasa seolah-olah ilmu pengetahuan yang diperolehnya selama
proses pembelajaran tidak mengalami kemajuan. Terjadinya kejenuhan dalam
belajar akan sangat mengurangi motivasi belajarnya dan hilangnya kosolidasi
keterampilan tertentu sebelum ia beranjak pada tangkat keterampilan selanjutnya
(Stefanus M. Marbun, 2018: 60-62).
B.
Faktor Penyebab dan Cara
Mengatasi Terjadinya Kejenuhan dalam Belajar
Kejenuhan dalam belajar umumnya disebabkan oleh
proses pembelajaran yang menoton (tidak bervariasi) dan dalam jangka waktu yang
Panjang. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejenuhan dalam belajar
menurut Thursan Hakim (2017: 63-68) adalah:
1)
Cara atau metode belajar yang
tidak bervariasi
Banyak sekali siswa yang tidak
menyadari bahwa cara belajar mereka tidak bervariasi sejak SD bahkan hingga
kuliah. Metode menghafal kalimat atau rumus-rumus di dalam buku banyak sekali
dilakukan oleh siswa sehingga terjadi kejenuhan dalam belajar. Selain itu,
siswa terkhususnya di Indonesia ini banyak sekali yang belajar hanya saat akan
menghadapi sebuah test. Metode belajar yang tidak berubah ini merupakan
salah satu faktor yang menybebkan munculnya kejenuhan dalam belajar.
2)
Belajar hanya di tempat tertentu
Belajar di tempat tertentu dalam
waktu yang lama akan membuaat jenuh siswa dalam belajar, sehingga tak heran
jika mater pelajaran yang telah dijelaskan dan dipelajari akan hilang saat
melakukan tes di tempat dengab suasana, susunan kursi yang berbeda.
3)
Suasana belajar yang tidak
berubah
Setiap orang membutuhkan suasana
yang berbeda-beda dalam belajar. Suasana belajar yang tidak berubah sejak lama
bisa menjadi faktor kejenuhan belajar siswa. Oleh sebab itu, ruangan belajar
dapat menunjang keberhasilan belajar seseorang.
4)
Kurang rekreasi atau hiburan
Kegiatan belajar melibatkan
aktivitas fisik dan mental sehingga perlu bagi kita untuk melakukan refreshing
untuk tidak jenuh dalam belajar.
5)
Adanya ketegangan mental yang
kuat dan berlarut-larut saat belajar
Adanya ketegangan mental yang
kuat menyebabkan kelelahan mental berlebihan sehingga timbul kejenuhan dalam
belajar.
Adapun cara untuk mengatasi
kejenuhan dalam belajar adalah:
1)
Melakukankan cara atau metode
belajar yang bervariasi.
2)
Belajar tidak di tempat yang sama
dalam waktu yang panjang.
3)
Membangun suasana belajar yang
berubah.
4)
Melakukan refreshing
setelah belajar seharian.
5)
Rileks dalam belajar untuk
menghindari ketegangan mental yang kuat.
2.
Transfer dalam Belajar
A.
Pengertian Transfer dalam Belajar
Makna
penyampaian (transfer) dalam belajar tidaklah sama dengan transfer dalam
konteks ekonomi. Transfer dalam konteks pembelajaran adalah pemindahan atau pengalihan
hasil belajar yang diperoleh dalam bidang studi yang satu ke bidang
studi yang lain atau ke kehidupan sehari-hari diluar lingkup pendidikan sekolah.
Dengan begitu, hakikat mengajar adalah proses transfer pengetahuan dan
pengalaman dari pendidik kepada peserta didik (Rusman, 2017: 88)
B.
Ragam Transfer dalam Belajar
Robert M.
Gagne mengatakan bahwa terdapat 4 macam transfer dalam belajar, yaitu:
1)
Transfer Positif
Transfer
positif berarti transfer yang dilakukan berakibat baik untuk kegiatan belajar
selanjutnya.
2)
Transfer Negatif
Transfer
negatif berarti transfer yang dilakukan berakibat buruk untuk kegiatan belajar
selanjutnya. Suatu transfer dikatakan negatif jika dalam penggunaan hasil
belajar untuk menghadapi situasi baru mengalami hambatan, kesulitan, kerusakan
dan sebagainya.
3)
Transfer Vertikal
Transfer vertikal adalah transfer yang berakibat
baik terhadap kegiatan belajar dalam mempelajari pengetahuan/keterampilan yang
lebih tinggi atau rumit.
4)
Transfer Lateral
Transfer lateral adalah transfer
yang berakibat baik terhadap kegiatan belajar pengetahuan atau keterampilan
yang sederajat.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Thursan. 2017. Belajar secara Efekif.
Jakarta: Puspa Swara.
Marbun, Stefanus M. 2018. Psikologi Pendidikan.
Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar